Jos889 News - Sebuah kasus unik penyelesaian konflik keluarga terjadi di Papua, di mana seorang kakak dikenai denda oleh adik kandungnya sendiri sebesar Rp170 juta dan lima ekor babi sebagai bentuk penyelesaian adat setelah insiden kekerasan fisik. Kejadian ini menarik perhatian publik karena mengikuti tradisi lokal yang mengedepankan perdamaian melalui simbol-simbol adat.
Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut bermula dari perselisihan antara kakak dan adik yang memanas hingga berujung pada tindakan kekerasan. Sang kakak dikabarkan memukul adiknya dalam sebuah konflik keluarga yang terjadi di kampung. Namun, daripada menyelesaikan kasus ini melalui jalur hukum formal, kedua belah pihak memilih untuk menggunakan pendekatan adat Papua, di mana denda materi dan hewan ternak sering kali menjadi bentuk penyelesaian yang damai dan diterima secara luas oleh masyarakat setempat.
Sebagai bentuk penebusan atas tindakannya, sang kakak diwajibkan membayar denda sebesar Rp170 juta kepada adiknya. Selain itu, lima ekor babi juga diberikan sebagai simbol perdamaian. Babi dalam budaya Papua memiliki nilai yang sangat tinggi dan sering digunakan dalam berbagai upacara adat, termasuk penyelesaian konflik, pernikahan, hingga acara-acara seremonial lainnya.
"Babi di sini lebih dari sekadar hewan ternak, ini adalah simbol perdamaian dan kehormatan. Dalam kasus seperti ini, lima ekor babi diberikan untuk menandai berakhirnya perselisihan dan memulihkan hubungan antara kakak dan adik," ujar salah satu tokoh adat setempat yang terlibat dalam proses mediasi. gacor 889 slot login link alternatif
Penyelesaian secara adat ini diakui oleh banyak pihak di Papua sebagai cara yang efektif untuk mengatasi konflik tanpa harus melibatkan proses hukum formal yang berpotensi memperburuk hubungan keluarga. Tokoh masyarakat pun memuji langkah ini karena memperlihatkan pentingnya menjaga harmoni di dalam keluarga dan komunitas, meski dengan cara yang mungkin tidak lazim di luar Papua.
"Denda sebesar Rp170 juta memang jumlah yang besar, namun itu menunjukkan keseriusan dalam memperbaiki hubungan serta penebusan atas kesalahan yang dilakukan," tambah tokoh adat tersebut.
Warga setempat menyambut baik penyelesaian damai ini, dengan harapan bahwa tindakan simbolis ini dapat mencegah terulangnya konflik serupa di masa depan. Meski sudah berdamai, kakak-adik tersebut diharapkan tetap menjaga hubungan yang lebih baik ke depannya dan mematuhi nilai-nilai adat yang dihormati oleh masyarakat Papua.