Parepare, 29 September 2024 – Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria bernama Fahri mengajak masyarakat untuk melakukan perang dan menjadikan Parepare seperti Poso telah beredar luas di media sosial. Pria tersebut, yang diketahui sebagai ketua Front Pembela Islam (FPI) Parepare, secara terang-terangan menolak pembangunan sekolah Kristen di kota tersebut. Aksi ini memicu kekhawatiran akan potensi konflik antarumat beragama di wilayah tersebut. (Jos889 News)
Dalam video tersebut, Fahri Nusantara terlihat memberikan pernyataan yang memprovokasi dan mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Dia secara tegas menyatakan bahwa pembangunan sekolah Kristen di Parepare harus dihentikan, bahkan menyebut keinginannya untuk mengubah Parepare menjadi seperti Poso, sebuah daerah yang pernah dilanda konflik berdarah yang berkaitan dengan agama pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an.
“Tidak boleh ada pembangunan sekolah Kristen di sini! Kita harus siap berperang, dan Parepare bisa jadi seperti Poso jika kita biarkan ini terjadi,” ujar Fahri dalam video yang beredar.
Penolakan terhadap pembangunan sekolah Kristen ini sebenarnya telah berlangsung selama beberapa waktu. Namun, dengan adanya video provokatif yang disebarkan oleh Fahri, situasi semakin memanas dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak pihak melihat tindakan Fahri sebagai bentuk intoleransi yang dapat memecah belah kerukunan antarumat beragama di Parepare.
Pemerintah setempat bersama tokoh agama telah berupaya melakukan mediasi untuk meredakan ketegangan, namun pernyataan Fahri yang bernuansa provokatif terus menambah rumit situasi di lapangan.
Pernyataan Fahri yang mengajak perang dan menolak pembangunan sekolah Kristen ini segera mendapat reaksi keras dari berbagai pihak. Masyarakat Parepare yang mendukung kerukunan dan toleransi antarumat beragama mengecam tindakan Fahri. Mereka khawatir bahwa provokasi semacam ini bisa memicu konflik yang lebih besar dan merusak perdamaian yang selama ini terjaga di Parepare.
Pemerintah daerah juga tidak tinggal diam. Walikota Parepare, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang mencoba merusak kerukunan dan ketertiban di wilayahnya. Dia juga menekankan pentingnya menjaga keberagaman dan menghormati hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan, termasuk dalam bentuk sekolah agama.
“Kami tidak akan mentolerir siapa pun yang mencoba memecah belah masyarakat dengan isu SARA. Parepare adalah kota yang damai dan kita harus menjaga itu bersama-sama,” ujar Walikota Parepare.
Dalam video tersebut, Fahri Nusantara terlihat memberikan pernyataan yang memprovokasi dan mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Dia secara tegas menyatakan bahwa pembangunan sekolah Kristen di Parepare harus dihentikan, bahkan menyebut keinginannya untuk mengubah Parepare menjadi seperti Poso, sebuah daerah yang pernah dilanda konflik berdarah yang berkaitan dengan agama pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an.
“Tidak boleh ada pembangunan sekolah Kristen di sini! Kita harus siap berperang, dan Parepare bisa jadi seperti Poso jika kita biarkan ini terjadi,” ujar Fahri dalam video yang beredar.
Penolakan terhadap pembangunan sekolah Kristen ini sebenarnya telah berlangsung selama beberapa waktu. Namun, dengan adanya video provokatif yang disebarkan oleh Fahri, situasi semakin memanas dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak pihak melihat tindakan Fahri sebagai bentuk intoleransi yang dapat memecah belah kerukunan antarumat beragama di Parepare.
Pemerintah setempat bersama tokoh agama telah berupaya melakukan mediasi untuk meredakan ketegangan, namun pernyataan Fahri yang bernuansa provokatif terus menambah rumit situasi di lapangan.
Pernyataan Fahri yang mengajak perang dan menolak pembangunan sekolah Kristen ini segera mendapat reaksi keras dari berbagai pihak. Masyarakat Parepare yang mendukung kerukunan dan toleransi antarumat beragama mengecam tindakan Fahri. Mereka khawatir bahwa provokasi semacam ini bisa memicu konflik yang lebih besar dan merusak perdamaian yang selama ini terjaga di Parepare.
Pemerintah daerah juga tidak tinggal diam. Walikota Parepare, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang mencoba merusak kerukunan dan ketertiban di wilayahnya. Dia juga menekankan pentingnya menjaga keberagaman dan menghormati hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan, termasuk dalam bentuk sekolah agama.
“Kami tidak akan mentolerir siapa pun yang mencoba memecah belah masyarakat dengan isu SARA. Parepare adalah kota yang damai dan kita harus menjaga itu bersama-sama,” ujar Walikota Parepare.