Jos889 News - Aksi bullying kembali terjadi di Sulawesi Selatan, kali ini melibatkan sekelompok remaja wanita yang menganiaya teman sebayanya di sebuah sekolah menengah di Kota Makassar. Insiden yang terjadi pada Jumat sore (29/12/2024) itu mengejutkan warga dan menjadi sorotan karena kejadian serupa sudah beberapa kali terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Kasus ini memicu keresahan di kalangan orang tua dan masyarakat yang semakin khawatir dengan meningkatnya kekerasan di kalangan remaja.

Menurut informasi yang dihimpun, insiden bullying ini terjadi di sebuah sekolah menengah atas yang terletak di pusat Kota Makassar. Sekelompok remaja wanita yang terdiri dari lima orang diduga telahgreat blue slot png menganiaya seorang siswi berinisial S (16), yang juga merupakan teman sekelas mereka. Bullying tersebut terjadi di luar jam sekolah, tepatnya di area parkir sekolah, yang terekam dalam video amatir yang kemudian viral di media sosial.

Dalam video tersebut, tampak sekelompok remaja wanita itu memaki dan mendorong korban, sementara beberapa lainnya merekam kejadian tersebut dengan ponsel. Beberapa saksi mata mengungkapkan bahwa aksi tersebut dipicu oleh masalah pribadi antar teman sebaya, namun berujung pada kekerasan fisik dan emosional.

"Awalnya mereka hanya bertengkar, tapi kemudian berujung pada pemukulan. Mereka mendorong dan memaki korban, bahkan sempat merobek bajunya. Kami semua kaget karena mereka masih di bawah umur, tapi sudah berani bertindak seperti itu," kata Rina (34), seorang warga yang tinggal dekat sekolah tersebut.

Beberapa siswa yang melihat kejadian tersebut mencoba untuk melerai, namun kelompok remaja itu justru semakin emosi dan membentak para saksi yang mencoba menolong. Kejadian itu baru berhenti setelah seorang guru yang kebetulan melintas di area parkir mendatangi lokasi dan menghentikan aksi kekerasan tersebut.

Pihak sekolah langsung mengambil tindakan dengan memanggil orang tua para pelaku dan korban. "Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Kami sudah melakukan langkah-langkah disiplin terhadap para pelaku, termasuk memberikan pembinaan. Kami juga akan melakukan komunikasi dengan orang tua untuk memastikan bahwa hal seperti ini tidak terulang lagi," ujar Kepala Sekolah SMAN 12 Makassar, Ibu Hartati, dalam konferensi pers yang digelar setelah kejadian.

Sementara itu, pihak kepolisian juga telah turun tangan untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Kasus bullying ini diperkirakan dapat berlanjut ke ranah hukum, mengingat dampak psikologis yang ditimbulkan pada korban. "Kami sudah menerima laporan terkait kejadian ini dan sedang melakukan penyelidikan. Jika ditemukan unsur kekerasan dan penganiayaan, tentu akan ada tindakan lebih lanjut sesuai dengan hukum yang berlaku," ujar AKP Fitriani, Kapolsek Makassar.

Kejadian ini memicu keprihatinan di kalangan orang tua dan masyarakat umum. Banyak yang menilai bahwa bullying di kalangan remaja sudah menjadi masalah serius yang harus segera ditangani dengan lebih tegas. Salah seorang orang tua, Aminah (40), mengungkapkan kekhawatirannya mengenai dampak negatif yang ditimbulkan bagi generasi muda.

"Saya sangat khawatir dengan kondisi anak-anak sekarang. Bullying seharusnya sudah tidak terjadi lagi di sekolah, apalagi sampai melibatkan kekerasan fisik. Kami berharap pihak sekolah dan pemerintah lebih tegas dalam menangani masalah ini agar tidak semakin meresahkan," ujarnya dengan nada cemas.

Aksi bullying yang melibatkan sekelompok remaja wanita ini menambah daftar panjang kasus kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar di Sulawesi Selatan. Menurut data dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, bullying di sekolah-sekolah sudah menjadi isu yang terus meningkat, dengan banyaknya kasus yang tidak terungkap dan tidak ditangani dengan baik.

Para ahli psikologi juga menyarankan agar tindakan preventif perlu segera dilakukan untuk menanggulangi fenomena ini. "Penting bagi pihak sekolah untuk memberikan pendidikan karakter kepada siswa, serta menyediakan saluran untuk konseling dan dukungan psikologis bagi mereka yang merasa tertekan atau terpinggirkan," ujar Dr. Hanafi, seorang psikolog yang berfokus pada remaja.

Dalam waktu dekat, pihak sekolah dan aparat kepolisian berencana untuk menggelar kampanye anti-bullying di sekolah-sekolah dan komunitas remaja di Kota Makassar. Selain itu, upaya penyuluhan tentang pentingnya saling menghormati dan memahami sesama remaja juga akan gencar dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak, baik itu orang tua, sekolah, maupun masyarakat, untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan mental dan sosial remaja