Jos889 News - Sebuah video yang menghebohkan media sosial baru-baru ini mengungkapkan kejadian tragis yang menimpa seorang mahasiswi Universitas Dipa (UNDIPA) Makassar. Dalam rekaman tersebut, tampak seorang staf perpustakaan kampus yang diduga merudapaksa mahasiswi di ruang perpustakaan yang sepi. Kejadian tersebut menuai kecaman luas dari masyarakat dan memicu reaksi keras dari pihak kampus.
Video berdurasi sekitar dua menit tersebut menunjukkan seorang staf perpustakaan yang sedang berinteraksi dengan mahasiswi di ruang baca yang sepi. Dalam rekaman itu, staf yang tampak memegang posisi lebih tinggi di kampus tersebut terlihatslot demo hood vs wolf memaksa mahasiswi melakukan tindakan yang tidak senonoh. Video ini segera tersebar luas di berbagai platform media sosial dan memicu kemarahan publik.
Pihak berwenang segera menanggapi insiden ini dengan serius. Kapolsek Makassar, Kompol Hadi Santoso, mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima laporan terkait kejadian tersebut. "Kami sedang melakukan penyelidikan dan segera mengamankan staf yang terlibat. Jika terbukti melakukan tindak kekerasan seksual, pelaku akan diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Kompol Hadi.
Pihak Universitas Dipa Makassar juga memberikan pernyataan resmi mengenai insiden ini. Rektor UNDIPA, Prof. Dr. Siti Rahmah, mengungkapkan rasa penyesalan dan kecaman terhadap tindakan staf perpustakaan tersebut. "Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Kampus kami memiliki kebijakan tegas terhadap tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, terutama kekerasan seksual. Kami akan bekerja sama dengan pihak berwajib untuk memastikan pelaku mendapat hukuman yang setimpal," ujar Prof. Siti.
Mahasiswi yang menjadi korban dalam insiden tersebut dilaporkan sedang mendapatkan perawatan psikologis dan dukungan dari pihak keluarga serta organisasi kemahasiswaan. Pihak kampus menyatakan akan memberikan pendampingan kepada korban dan membantu proses hukum yang sedang berlangsung.
Kejadian ini menyoroti kembali pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan. Banyak pihak, termasuk organisasi kemahasiswaan dan aktivis perempuan, menyuarakan solidaritas dan mengutuk tindakan kekerasan seksual. Mereka mendesak agar pihak kampus lebih tegas dalam melindungi mahasiswi dari potensi bahaya di lingkungan akademik.
Hingga berita ini diterbitkan, pelaku yang terlibat dalam insiden ini telah diamankan oleh pihak kepolisian dan sedang menjalani pemeriksaan. Kasus ini diperkirakan akan terus berkembang, dan masyarakat berharap agar penegakan hukum dilakukan secara adil dan transparan.