Jo889 News - sebuah kericuhan besar terjadi di Kampung Lowok Padas, tepatnya di Gang Makam, Pandanwangi, Blimbing, Kota Malang. Kejadian tersebut langsung menggemparkan warga setempat dan menjadi viral di media sosial setelah seorang netizen mengirimkan video yang merekam detik-detik kerusuhan tersebut. Dalam video yang beredar luas, terlihat sejumlah mahasiswa terlibat dalam perkelahian fisik yang melibatkan lebih dari satu kelompok, menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah warga sekitar dan mengundang kepanikan di kalangan masyarakat.
Kericuhan tersebut dipicu oleh perselisihan antar kelompok mahasiswa pendatang yang datang dari berbagai perguruan tinggi di Kota Malang. Menurut informasi yang diperoleh dari beberapa saksi mata, kejadian tersebut dimulai dengan sebuah pertengkaran mulut yang kemudian berujung pada tindakan kekerasan fisik. Awalnya, beberapa mahasiswa yang terlibat dalam perkelahian tersebut mencoba untuk bermain demo legacy of kong megaways menyelesaikan masalah secara pribadi, namun ketegangan yang meningkat menyebabkan lebih banyak mahasiswa terlibat dalam keributan. Pertengkaran yang terjadi di tengah malam ini menjadi sangat keras dan melibatkan sekitar 20 hingga 30 orang, sebagian besar adalah mahasiswa yang tinggal di kos-kosan sekitar kawasan tersebut.
"Awalnya hanya dua orang yang berkelahi, tapi tiba-tiba semakin banyak orang yang ikut campur. Mereka saling dorong, pukul, dan lempar-lemparan benda. Kami yang tinggal di sekitar situ kaget banget, apalagi banyak yang teriak-teriak dan ada suara kaca pecah," ujar Dedi, seorang warga yang tinggal di kawasan Gang Makam.
Perkelahian antar mahasiswa tersebut tidak hanya mengganggu ketenangan malam hari warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah warga yang terletak di sepanjang gang tersebut. Beberapa rumah terlihat mengalami kerusakan pada bagian jendela, pagar, dan tembok akibat lemparan benda keras yang dilakukan oleh para peserta kerusuhan.
Salah satu dampak terbesar dari kericuhan tersebut adalah kerusakan pada sejumlah rumah warga yang berada di sekitar lokasi. Rumah yang terletak dekat dengan titik kerusuhan, terutama yang memiliki jendela dan pagar berbahan kaca, menjadi sasaran empuk dari aksi para mahasiswa yang terlibat dalam kerusuhan. Beberapa saksi mata melaporkan bahwa benda-benda seperti batu, kursi, hingga pot tanaman dilemparkan oleh para pelaku kerusuhan ke arah rumah-rumah warga.
"Saya sedang tidur bersama anak-anak, tiba-tiba ada suara keras dari luar. Ternyata kaca jendela saya pecah karena ada benda yang dilempar. Kami langsung lari keluar rumah dan terkejut melihat kerusuhan yang semakin meluas," kata Siti, seorang ibu rumah tangga yang rumahnya rusak akibat kerusuhan tersebut.
Selain kaca jendela yang pecah, pagar rumah warga juga ada yang rusak dan roboh akibat benturan keras. Beberapa tembok juga terlihat retak akibat serangan benda-benda yang dilempar oleh mahasiswa yang terlibat dalam kericuhan. Kerusakan material ini menambah beban bagi warga yang harus menanggung biaya perbaikan rumah mereka.
Kericuhan yang terjadi pada dini hari itu mengundang kepanikan warga setempat. Sebagian besar warga yang terbangun oleh suara kerusuhan langsung keluar rumah untuk mencari tahu apa yang terjadi dan memastikan keselamatan mereka. Beberapa di antaranya segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib, sementara yang lainnya mencoba untuk mengamankan diri dan menjauh dari lokasi kerusuhan.
"Malam itu, warga keluar rumah semua, kami takut kalau-kalau ada yang sampai terluka atau kalau api tiba-tiba muncul. Ada beberapa rumah yang posisinya dekat dengan kerusuhan, jadi banyak yang langsung mencari tempat yang lebih aman," ujar Yanto, seorang warga lainnya yang tinggal di Kampung Lowok Padas.
Beberapa petugas keamanan setempat yang mengetahui kejadian ini juga segera datang ke lokasi dan berusaha untuk mengendalikan situasi dengan membubarkan kerumunan mahasiswa yang terlibat dalam perkelahian. Tak lama setelahnya, polisi datang untuk mengamankan para pelaku kerusuhan dan membawa mereka ke kantor kepolisian untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dalam proses evakuasi ini, beberapa mahasiswa yang terlihat terlibat dalam kerusuhan langsung diamankan untuk mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut.
Walaupun penyebab pasti kericuhan tersebut masih dalam penyelidikan, sumber yang dekat dengan kejadian menyebutkan bahwa kerusuhan bermula dari masalah pribadi antar kelompok mahasiswa yang tinggal di kawasan Lowok Padas. Beberapa mahasiswa yang terlibat dalam kerusuhan mengaku bahwa mereka merasa tersinggung dan marah akibat persoalan kecil yang berkembang menjadi ketegangan antar kelompok.
Menurut seorang mahasiswa yang tidak ingin disebutkan namanya, kerusuhan tersebut adalah akibat dari miscommunication yang berkembang menjadi konflik fisik. "Awalnya cuma masalah kecil antar individu, tapi entah kenapa teman-teman kami yang lain jadi ikut-ikutan. Semua jadi panas dan akhirnya berkelahi," ujarnya.
Namun, banyak juga warga yang menilai bahwa kerusuhan tersebut menggambarkan ketegangan yang mungkin muncul di kalangan mahasiswa yang datang dari luar daerah dan tinggal di kos-kosan yang padat, tanpa adanya pengawasan yang cukup.
Setelah kericuhan ini terjadi, beberapa pihak kampus yang diduga terkait dengan mahasiswa yang terlibat dalam kerusuhan memberikan pernyataan bahwa mereka akan segera mengambil tindakan. Pihak kampus berkomitmen untuk menyelidiki insiden ini dan memberikan sanksi kepada mahasiswa yang terbukti terlibat dalam kerusuhan. Mereka juga berjanji untuk melakukan pembinaan lebih lanjut kepada mahasiswa agar kejadian serupa tidak terulang.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan berjanji akan menyelidiki secara tuntas. Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswa yang terlibat dalam kerusuhan dan memberikan pembinaan agar hal ini tidak terulang lagi," ujar Joko Pratama, perwakilan dari salah satu universitas yang diduga memiliki mahasiswa terlibat dalam kerusuhan tersebut.
Di sisi lain, pihak kepolisian juga menyatakan akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan kasus ini. Polisi mengimbau agar mahasiswa yang tinggal di kawasan tersebut menjaga ketertiban dan tidak terlibat dalam perkelahian yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Mereka juga mengingatkan bahwa kejadian serupa akan mendapatkan sanksi hukum yang berat jika terbukti melanggar hukum.
Selain kerusakan fisik pada rumah warga, kericuhan ini juga menimbulkan dampak sosial yang cukup besar. Warga sekitar, yang sebelumnya hidup tenang dan damai, kini merasa khawatir dengan kemungkinan terjadinya kerusuhan serupa di masa depan. Beberapa warga mulai mempertanyakan apakah keberadaan mahasiswa pendatang di kawasan mereka menjadi pemicu ketegangan sosial yang lebih besar.
"Kami khawatir ini bukan kejadian pertama dan terakhir. Mahasiswa banyak yang datang dari luar kota dan seringkali sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Ada baiknya jika ada penyuluhan atau program pengenalan budaya untuk mahasiswa baru agar mereka bisa lebih menghargai warga lokal," ujar Marwan, seorang warga yang tinggal di dekat lokasi kerusuhan.