Jos889 News - Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Bahrain berbagi cerita menarik tentang kehidupan sehari-harinya di negara tersebut. Salah satu pengalaman yang ia bagikan adalah mengenai pandangan warga Bahrain terhadap orang Indonesia, terutama saat orang Indonesia menunjukkan kemarahan.

TKI tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya, telah bekerja di Bahrain selama beberapa tahun. Dalam perbincangannya, ia mengungkapkan bahwa warga Bahrain umumnya menghormati pekerja asing, termasuk dari Indonesia. Namun, ada satu hal yang membuat mereka cukup segan, yaitu ketika melihat orang Indonesia marah.

"Warga Bahrain itu suka demo slot pg soft candy bonanza ramah dan sopan, tetapi mereka bisa takut kalau melihat kita marah," ujarnya sambil tertawa. "Bagi mereka, orang Indonesia itu selalu sopan dan murah senyum. Jadi, ketika mereka melihat ada yang marah, mereka langsung panik, seolah tidak menyangka hal itu bisa terjadi."

Ia menjelaskan bahwa budaya di Indonesia memang sangat mengedepankan kesopanan dan kelembutan. Oleh karena itu, kebanyakan orang Indonesia di Bahrain cenderung menahan diri dan menjaga sikap agar tidak menyinggung perasaan orang lain. "Kami biasanya bersikap tenang dan jarang menunjukkan emosi negatif. Jadi, mungkin karena itu warga lokal di sini tidak terbiasa melihat kita marah," tambahnya.

Cerita ini menjadi bukti bagaimana persepsi dan stereotip budaya bisa mempengaruhi interaksi antarbangsa. Banyak orang Bahrain yang mengenal Indonesia sebagai negara yang ramah dan penduduknya sopan. Namun, ketika TKI yang bekerja di sana merasa perlu mengekspresikan emosi mereka, terutama kemarahan, hal ini justru menimbulkan rasa takut atau kekhawatiran di kalangan warga setempat.

Pengalaman ini mencerminkan dinamika kehidupan para pekerja Indonesia di luar negeri, yang tidak hanya harus beradaptasi dengan budaya kerja, tetapi juga memahami perbedaan budaya dan cara pandang masyarakat setempat. Meskipun demikian, mereka tetap berusaha menjaga citra positif Indonesia di mata dunia, sambil terus bekerja keras demi masa depan yang lebih baik bagi diri dan keluarga mereka di tanah air.

"Yang penting kita selalu menjaga sikap, karena kita di sini membawa nama baik negara. Tapi, kalau memang sudah tidak bisa ditahan, kadang kita perlu juga bicara tegas supaya mereka tahu kalau kita bisa marah juga," tutupnya sambil tersenyum.

Cerita ini memberikan gambaran unik tentang hubungan antara pekerja migran dan masyarakat lokal, menunjukkan bagaimana perbedaan budaya dapat menciptakan dinamika yang menarik, bahkan dalam hal yang tampak sederhana seperti ekspresi emosi.