(Jos889 News) - Sebuah insiden keributan terjadi di SPBU Amessangeng, Kabupaten Wajo, ketika seorang pengendara mobil marah setelah ditolak untuk membeli bahan bakar jenis Pertalite. Penolakan ini disebabkan oleh ketidakmampuan pria tersebut untuk menunjukkan barcode dari aplikasi MyPertamina, yang merupakan syarat wajib untuk pembelian bahan bakar bersubsidi.

Menurut saksi di lokasi, kejadian bermula saat pria tersebut mencoba melakukan pembelian. Ketika petugas SPBU menjelaskan bahwa tanpa barcode, ia tidak dapat membeli BBM bersubsidi, pria itu langsung marah. Amarahnya semakin memuncak dan memicu keributan, menarik perhatian pengunjung lain yang berada di SPBU.

Meskipun petugas dan beberapa pengunjung berusaha menenangkan situasi, pria tersebut tetap merasa dipersulit dan terus meluapkan kemarahannya. Insiden ini menggambarkan frustrasi yang dirasakan oleh sebagian masyarakat terhadap kebijakan baru yang diterapkan pemerintah. ( pusbet pro )

Kebijakan penggunaan barcode melalui aplikasi MyPertamina diterapkan sebagai langkah pemerintah untuk mengontrol distribusi BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran. Namun, insiden ini menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam implementasi kebijakan tersebut, terutama bagi mereka yang belum familiar dengan teknologi digital.

Pihak SPBU mengingatkan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan aplikasi MyPertamina agar mereka dapat beradaptasi dengan baik. Kejadian ini menjadi sorotan, menyoroti perlunya komunikasi yang lebih efektif antara pihak penyedia layanan dan masyarakat dalam menghadapi perubahan kebijakan yang signifikan.