Jos889 News - Sebuah insiden kekerasan terjadi di salah satu rumah sakit pendidikan di Palembang pada Selasa (12/12). Seorang koas (dokter muda yang sedang menjalani pendidikan profesi) menjadi korban penganiayaan akibat perselisihan terkait jadwal piket malam Tahun Baru santa joker slot . Kejadian ini memicu perhatian publik dan kecaman keras dari berbagai pihak.
Korban, yang berinisial AR (25), diduga mengalami pemukulan oleh rekan sejawatnya, MF (26), setelah keduanya terlibat cekcok terkait pembagian jadwal piket. Menurut saksi mata, perdebatan bermula saat AR merasa keberatan dengan perubahan jadwal yang dianggap tidak adil. MF, yang menyusun jadwal, tidak terima dengan kritik tersebut, hingga akhirnya emosi memuncak.
“Awalnya mereka hanya berdebat soal jadwal. Tapi tiba-tiba MF melayangkan pukulan ke wajah AR,” ujar salah satu saksi yang enggan disebutkan namanya.
Akibat insiden tersebut, AR mengalami luka memar di bagian wajah dan harus mendapatkan perawatan medis. Pihak manajemen rumah sakit segera melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang, dan MF kini tengah menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
Kepala Bagian Pendidikan Rumah Sakit, Dr. Hendra Santoso, mengecam keras tindakan kekerasan tersebut. “Kami tidak mentolerir segala bentuk kekerasan di lingkungan kerja. Saat ini, kami bekerja sama dengan pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini,” tegasnya.
Insiden ini juga mendapat perhatian dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang. Ketua IDI Palembang, Dr. Maya Andini, menyatakan keprihatinannya atas kejadian tersebut. “Perselisihan semacam ini seharusnya bisa diselesaikan dengan cara profesional, bukan melalui kekerasan. Kami menyerukan agar seluruh tenaga medis menjaga etika profesi,” ujarnya.
Sementara itu, AR yang masih menjalani pemulihan berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. “Saya hanya ingin keadilan ditegakkan. Semoga ini tidak terjadi lagi pada siapapun di lingkungan kerja,” kata AR saat ditemui di rumah sakit.
Polisi menyatakan akan memproses kasus ini sesuai hukum yang berlaku. “Pelaku sudah kami amankan, dan kami sedang mengumpulkan bukti serta keterangan saksi. Jika terbukti bersalah, pelaku akan dikenakan sanksi pidana,” ujar Kapolsek setempat.
Kejadian ini menjadi peringatan penting akan pentingnya menjaga profesionalisme dan emosi di lingkungan kerja, terutama dalam profesi yang menuntut kerja sama tim seperti dunia medis. Semua pihak diharapkan dapat lebih bijak dalam menyelesaikan permasalahan tanpa melibatkan kekerasan.