Jos889 News - Puluhan truk yang melintas di jalan raya Dadap, Tangerang, menjadi sasaran amukan warga setempat pada Rabu (6/11/2024) malam, setelah sebuah kecelakaan tragis menimpa seorang anak kecil yang tengah bermain di pinggir jalan. Kecelakaan tersebut memicu kemarahan warga yang merasa sudah tidak tahan dengan kondisi jalan yang dinilai sangat berbahaya, serta seringnya terjadi kecelakaan akibat kelalaian pengemudi truk.
Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 18:30 WIB di jalan raya Dadap, sebuah kawasan padat penduduk yang juga menjadi jalur utama bagi kendaraan berat, termasuk truk pengangkut barang. Saksi mata di lokasi kejadian mengatakan bahwa seorang anak kecil berusia sekitar 6 tahun tengah bermain di pinggir jalan, tepat di depan rumahnya. Tanpa diduga, sebuah truk besar yang melaju dengan kecepatan tinggi tiba-tiba menabrak anak tersebut, yang menyebabkan korban langsung terjatuh dan terluka parah di tempat.
Truk tersebut diduga tidak memperhatikan keselamatan di area padat penduduk dan tidak mengurangi kecepatan saat melintasi jalur yang memang rawan kecelakaan. Setelah menabrak, pengemudi truk diketahui tidak berhenti untuk memberikan pertolongan. Insiden ini langsung mengundang reaksi keras dari warga setempat yang menyaksikan kejadian tersebut. Mereka langsung berlari ke lokasi kecelakaan dan mendapati anak tersebut dalam kondisi kritis.
Warga yang marah pun langsung mengepung truk yang diduga terlibat dalam kecelakaan itu. Mereka mulai meluapkan kemarahan dengan cara yang sangat emosional, memblokir jalan, dan memaksa truk untuk berhenti. Warga yang semakin kesal juga melakukan vandalism dengan merusak kaca depan dan belakang truk, serta menghancurkan bagian-bagian lain dari kendaraan tersebut. Beberapa orang tampak berteriak dan melontarkan kata-kata kasar kepada pengemudi truk yang akhirnya dipaksa keluar dari kendaraan.
Namun, amukan warga tidak berhenti pada satu truk saja. Puluhan truk yang kebetulan melintas di sekitar lokasi kejadian juga menjadi sasaran kemarahan massa. Karena kondisi jalan yang sering digunakan oleh demo kingkong spadegaming banyak truk besar, warga merasa sudah sering terganggu dengan kelalaian para pengemudi yang mengabaikan keselamatan pejalan kaki, khususnya anak-anak. Amukan warga semakin meluas, dengan mereka mulai memblokir dan merusak truk-truk yang berada di sekitar lokasi. Beberapa pengemudi truk yang terjebak dalam kerumunan juga tidak bisa melarikan diri, sementara warga terus melampiaskan kemarahan mereka.
Salah seorang warga, Ibu Sri (45 tahun), yang berada di lokasi kejadian, mengungkapkan kekesalannya. "Sudah berapa kali kami minta agar truk-truk ini lebih hati-hati dan mengurangi kecepatan di sini, tapi tak pernah ada yang peduli. Sekarang anak kami jadi korban," katanya dengan suara bergetar, sambil meneteskan air mata. "Kami marah bukan karena ingin merusak, tapi karena keselamatan anak-anak kami sudah terancam setiap hari."
Kecelakaan ini semakin memperburuk suasana yang memang sudah memanas. Warga yang emosi merasa bahwa kecelakaan ini hanya menambah daftar panjang insiden serupa yang terjadi di kawasan tersebut, di mana kendaraan besar sering melintas tanpa memperhatikan rambu-rambu lalu lintas dan keselamatan. Mereka merasa bahwa sudah saatnya pihak berwenang bertindak untuk mengurangi risiko kecelakaan yang terjadi akibat truk-truk berat yang melintas tanpa kendali.
Kepolisian setempat, yang tiba tidak lama setelah kericuhan dimulai, berusaha mengendalikan situasi yang semakin panas. Polisi segera berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Dinas Perhubungan Tangerang untuk melakukan evakuasi truk-truk yang terjebak dalam kerumunan, serta menenangkan massa. Sejumlah pengemudi truk yang menjadi sasaran amukan warga juga diamankan oleh pihak kepolisian untuk melindungi mereka dari ancaman kekerasan lebih lanjut.
Pihak kepolisian juga mulai melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan tersebut dan apakah pengemudi truk tersebut sudah melanggar aturan lalu lintas. Namun, karena kejadian ini berlangsung dengan sangat cepat, polisi belum bisa memastikan secara rinci apakah ada kelalaian dari pengemudi truk yang menyebabkan kecelakaan itu.
Di sisi lain, pihak Dinas Perhubungan Tangerang yang datang ke lokasi kejadian menyatakan bahwa mereka akan segera melakukan penertiban terhadap truk-truk yang melintas di jalan tersebut, termasuk memastikan bahwa truk-truk tersebut memiliki izin operasional yang sah dan bahwa pengemudi mereka mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku, terutama dalam hal kecepatan dan keselamatan. Pihak Dinas Perhubungan juga berjanji akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk meningkatkan sarana dan prasarana keselamatan, seperti pembuatan pembatas jalan, pemasangan rambu-rambu keselamatan, dan peningkatan pengawasan lalu lintas.
Anak yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut, yang diketahui bernama Danu (6 tahun), kini sedang dirawat di rumah sakit terdekat dengan kondisi kritis. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Danu mengalami luka parah di bagian kepala dan dada akibat terjatuh dan tertabrak truk. Tim medis yang menangani korban langsung memberikan pertolongan pertama dan melakukan operasi untuk menyelamatkan nyawanya.
Warga sekitar sangat berharap agar anak tersebut segera mendapatkan perawatan yang maksimal. Ibu Danu, yang tampak terpukul, hanya bisa berharap agar anaknya bisa selamat dan segera pulih. "Kami hanya ingin agar anak-anak kami bisa bermain dengan aman tanpa takut akan truk-truk besar yang melintas setiap saat," kata Ibu Danu sambil menangis.
Kejadian ini menyulut kemarahan warga yang sudah lama merasa terganggu dengan situasi lalu lintas yang tidak terkendali di sekitar mereka. Selain amukan massa yang terjadi pada malam itu, warga juga meminta agar pihak berwenang segera melakukan langkah-langkah konkret untuk mencegah kecelakaan serupa di masa depan.
Beberapa warga yang ditemui di lokasi kejadian mengungkapkan kekecewaannya terhadap kurangnya pengawasan dan penegakan hukum terhadap kendaraan berat yang sering melintas di jalan sempit dan padat penduduk tersebut. Mereka berharap agar segera ada peraturan yang lebih ketat mengenai truk-truk yang beroperasi di wilayah tersebut, serta peningkatan sarana keselamatan bagi pejalan kaki dan anak-anak yang sering bermain di sekitar jalan.
Pak Rahmat (52 tahun), seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut, mengatakan, "Kami tidak ingin lagi ada korban lain. Pemerintah harus bertindak tegas, tidak hanya menunggu kecelakaan terjadi."