Jos889 News - sebuah insiden tragis dan mengejutkan terjadi di Desa Gombang, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Seorang anak laki-laki nekat membakar rumahnya sendiri, yang menyebabkan kerusakan parah pada bangunan dan harta benda yang ada di dalamnya. Kejadian ini bukan hanya mengundang perhatian warga setempat, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang penyebab di balik tindakan ekstrem yang dilakukan oleh seorang anak terhadap keluarganya sendiri.
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 WIB pada dini hari, saat sebagian besar penghuni rumah tertidur lelap. Menurut keterangan dari warga setempat dan pihak kepolisian, peristiwa bermula ketika anak laki-laki yang berinisial R (16) secara tiba-tiba menyulut api di dalam rumah yang terbuat dari material kayu dan atap seng. Api dengan cepat membesar dan merambat ke seluruh bagian rumah.
Warga yang mendengar teriakan dan melihat asap tebal mulai bermain legacy of kong demo ke lokasi untuk memberikan pertolongan. Dalam kepanikan, mereka berusaha memadamkan api dengan alat seadanya, seperti selang air dan ember, namun api terlalu cepat berkembang. Laporan dari saksi menyebutkan bahwa api telah membakar sebagian besar bagian rumah dalam waktu kurang dari 20 menit.
Kebakaran itu menyebabkan kerusakan yang cukup parah, terutama di ruang tamu dan dapur rumah yang menjadi titik awal kebakaran. Sebagian besar barang-barang berharga, termasuk pakaian, alat rumah tangga, dan perabotan lainnya, musnah terbakar. Beruntung, penghuni rumah—orang tua R dan beberapa saudara kandungnya—berhasil keluar dari rumah dengan selamat setelah mendengar suara ledakan kecil dari percikan api yang mengenai bahan bakar minyak di dapur.
Namun, meski nyawa penghuni rumah selamat, kerugian materiil yang ditimbulkan sangat besar. Rumah yang sebelumnya menjadi tempat tinggal yang hangat dan nyaman kini berubah menjadi puing-puing yang terbakar. Kejadian ini membuat banyak warga terkejut, karena tidak ada tanda-tanda sebelumnya bahwa R memiliki masalah atau konflik besar yang dapat memicu tindakan nekat tersebut.
Setelah kebakaran berhasil dipadamkan dan situasi lebih tenang, pihak kepolisian yang mendapatkan laporan segera mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). R, yang saat itu masih berada di lokasi, langsung diamankan oleh petugas dan dibawa untuk pemeriksaan lebih lanjut. Polisi juga mengumpulkan keterangan dari orang tua dan saksi-saksi yang ada di sekitar kejadian.
Dari hasil penyelidikan awal, terungkap bahwa R yang baru berusia 16 tahun tersebut memiliki masalah emosional yang cukup serius. Menurut keterangan orang tuanya, R diketahui sering kali bertindak aneh dan menunjukkan perilaku yang kurang terkontrol belakangan ini. Orang tuanya mengaku tidak mengetahui pasti apa yang menyebabkan perubahan perilaku tersebut, namun mereka menduga R merasa sangat tertekan akibat masalah pribadi yang tidak dapat ia ungkapkan.
"Anak saya itu memang sering pendiam belakangan ini. Dia terlihat gelisah dan sering murung, tapi saya tidak tahu apa yang terjadi di dalam pikirannya. Kami sudah mencoba berbicara dengannya, tapi dia tidak mau terbuka," kata ibu R, dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
Menurut pengakuan beberapa teman R di sekolah, ia sempat bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya, namun tidak ada yang benar-benar mengerti dengan jelas masalah yang dimaksud. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa R mungkin merasa tertekan karena konflik keluarga dan masalah sosial di sekolah. Tindakan membakar rumah sendiri, meskipun sangat ekstrem, bisa jadi merupakan luapan dari perasaan frustasi dan tidak berdaya yang dirasakannya.