Jos889 News - Fenomena kecanduan iClick, perangkat elektronik yang berfungsi sebagai alat kontrasepsi digital, mulai marak di kalangan pelajar SMP. Hal ini dipicu oleh kebijakan pemerintah yang merilis Peraturan Presiden (Perpres) tentang penyediaan dan penggunaan alat kontrasepsi bagi usia sekolah. Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat serta kekhawatiran akan dampak negatif pada generasi muda.

iClick merupakan perangkat digital yang dirancang untuk memberikan edukasi dan pemantauan kesehatan reproduksi bagi remaja. Namun, di beberapa daerah, termasuk Bekasi, penggunaan iClick justru disalahgunakan oleh pelajar. Alat ini digunakan sebagai akses mudah untuk konten dewasa dan aktivitas yang kurang mendidik.

Beberapa orang tua mengeluhkan bahwa anak-anak mereka menjadi ketergantungan menggunakan iClick dan terlibat dalam aktivitas yang tidak sesuai usia. "Awalnya kami kira iClick akan membantu memberikan informasi kesehatan kepada anak-anak, tapi malah jadi seperti mainan baru yang membuat mereka kecanduan main demo slot joker roma legacy ," kata Dewi, salah satu orang tua siswa di Bekasi.

Kecanduan terhadap iClick di kalangan pelajar SMP ini ditengarai disebabkan oleh kurangnya pengawasan dan edukasi yang tepat dari orang tua serta pihak sekolah. Selain itu, distribusi perangkat ini yang relatif mudah didapatkan membuat kontrol penggunaan di kalangan remaja menjadi lebih sulit.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Drs. Ahmad Firman, menanggapi isu ini dengan menyatakan bahwa peran serta orang tua dan sekolah sangat penting dalam mengawasi penggunaan iClick oleh para siswa. "Kebijakan ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak dari risiko kesehatan reproduksi yang tidak diinginkan. Namun, kami akui perlu ada edukasi lebih lanjut agar tidak terjadi penyalahgunaan," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (28/10).

Di sisi lain, sejumlah pihak juga menilai kebijakan Perpres ini sebagai upaya pemerintah dalam menghadapi peningkatan kasus kehamilan remaja dan pernikahan dini di Indonesia. Namun, banyak yang berpendapat bahwa penerapan kebijakan tersebut seharusnya disertai dengan pengawasan ketat dan edukasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi bagi anak-anak usia sekolah.

Seiring dengan meningkatnya keluhan masyarakat, sejumlah pihak mendesak pemerintah untuk segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan tersebut. Mereka berharap ada langkah-langkah yang lebih komprehensif untuk mengatasi fenomena kecanduan iClick di kalangan pelajar, agar penggunaan teknologi dapat bermanfaat secara optimal bagi perkembangan remaja tanpa menimbulkan masalah baru.