Di sebuah desa pesisir, berita mengejutkan menyebar cepat: seekor ikan hiu besar terdampar di pantai. Dengan cepat, warga yang panik berbondong-bondong datang, bukan untuk menyelamatkannya, tetapi untuk membunuhnya. Daging hiu tersebut kemudian dibagikan kepada semua orang, menyisakan rasa penasaran dan ketidakpastian.
Namun, beberapa hari setelahnya, keanehan mulai terjadi. Seorang ibu di desa tersebut tiba-tiba kerasukan, mengklaim bahwa dia adalah perwujudan roh hiu yang dibunuh. Dalam kondisi tak berdaya, dia menuntut ganti rugi: tujuh nyawa sebagai harga atas kematian si hiu. Jika tidak, tujuh ekor domba harus disembelih sebagai pengganti.
Warga yang awalnya senang berbagi daging hiu kini panik. Kabar tentang tuntutan ini menyebar, dan mereka terpaksa mengumpulkan sumbangan untuk membeli domba. Pemaksaan itu pun menjadi semakin nyata. Mereka yang tidak ikut serta dalam pembagian daging hiu merasakan dampaknya, merasa tertekan oleh situasi yang tidak pernah mereka bayangkan .
Cerita ini semakin membuat wisatawan enggan berlibur ke pantai tersebut. Dengan rumor yang beredar tentang arwah hiu yang meminta tumbal, suasana di desa itu menjadi mencekam. Masyarakat mulai berbicara tentang "tanda-tanda" aneh dan mempercayai bahwa hiu siluman tersebut memiliki keluarga yang menuntut keadilan.
Di tengah kebingungan itu, generasi muda berusahabermain di demo legacy of kong maxways untuk mencari logika di balik fenomena ini. Sementara orang tua yang kolot terus menerus menakut-nakuti dengan cerita-cerita mistis, anak-anak muda yang skeptis hanya bisa geleng-geleng kepala. Mereka merasa terjebak antara realita dan mitos yang kian memperburuk situasi.
“Kenapa hewan bisa merasuki jiwa manusia?” pikir mereka. Dalam ketakutan dan ketidakpastian, desa itu terbagi antara yang percaya dan yang tidak. Berita tentang "minta tumbal" semakin menyebar, dan larangan untuk pergi ke pantai pun kian menguat.
Dengan semua kegilaan ini, satu hal yang jelas: di tengah kegelapan cerita, ketakutan telah mengambil alih akal sehat. Hiu yang terdampar bukan hanya sekadar hiu, tetapi simbol dari sesuatu yang lebih besar—sebuah peringatan akan konsekuensi dari tindakan manusia terhadap alam.
Di dunia yang dipenuhi dengan mitos dan kepercayaan, kadang kita lupa akan realitas yang lebih sederhana. Namun, satu hal pasti: kisah hiu ini akan terus menjadi cerita seram yang tak terlupakan di desa itu, selamanya membekas dalam ingatan penduduknya.
Pecahkan Misteri Pesugihan Tanpa Tumbal Klik Disini :